Selasa, 26 Oktober 2010

PEMBUATAN DODOL DARI LIDAH BUAYA


OLEH:
NURLIANA MANURUNG
080305011
KELOMPOK: BUNGA
KOMODITI: LIDAH BUAYA

Pendahuluan
            Lidah buaya (Aloe vera) bukan tanaman asing bagi kita, hal ini terlihat banyaknya orang yang telah menanam dan memakannya. Bentuk tanaman ini pendek dengan daun seperti tompak. Daun berdiri tegak dan dipinggirnya berbaris duri yang tidak begitu tajam. Letak daun bersap-sap, rapat, melingkar, serta mempunyai daun yang berwarna hijau berlapis lilin dan di dalamnya terdapat daging daun yang tebal berwarna bening. Lidah buaya hamper menyerupai kaktus dan termasuk jenis tanaman tahunan. Keistimewaan dari sifatnya yang patut dikagumi adalah kemampuannya bertahan hidup di daerah kering pada musim kemarau, yakni dengan cara menutup stomatanya rapat-rapat. Hal itu dilakukan untuk menghindari kehilangan air dari tubuhnya.
            Tanaman lidah buaya sudah dikenal sejak ribuan tahun silam. Walaupun sudah dikenal lama, hanya sedikit masyarakat yang tahu manfaat dan khasiat tanaman ini. Biasanya lidah buaya digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan perawatan kulit. Tanaman ini bermanfaat sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetik. Di samping itu, juga sebagai bahan pembuatan makanan dan minuman kesehatan.
Lidah buaya mempunyai kandungan zat gizi yang diperlukan tubuh dengan cukup lengkap, yaitu vitamin A, B1, B2, B3, B12, C, E, choline, inositol dan asam folat. Kandungan mineralnya antara lain terdiri dari: kalsium (Ca), magnesium (Mg), potasium (K), sodium (Na), besi (Fe), zinc (Zn), dan kromium (Cr). Beberapa unsur vitamin dan mineral tersebut dapat berfungsi sebagai pembentuk antioksidan alami, seperti vitamin C, vitamin E, vitamin A, magnesium, dan zinc. Antioksidan ini berguna untuk mencegah penuaan dini, serangan jantung, dan berbagai penyakit degeneratif.
Daun lidah buaya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan dengan cara direbus atau dimasak menjadi aneka makanan. Di samping itu, bisa juga digunakan sebagai bahan baku industri dalam bentuk tepung. Lidah buaya dapat diolah menjadi cendol, selai, teh lidah buaya, jeli, serbat lidah buaya dan dodol. Dodol adalah sejenis makanan yang dikategorikan dalam jenis makanan manis. Untuk membuat dodol yang bermutu tinggi cukup sulit karena proses pembuatannya yang lama dan membutuhkan keahlian. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat dodol terdiri dari santan kelapa, tepung beras, gula pasir, gula merah dan garam.
Dalam tahap pembuatannya, bahan-bahan dicampur bersama dalam kuali yang besar dan dimasak dengan api sedang. Dodol yang dimasak tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan, karena jika dibiarkan begitu saja, maka dodol tersebut akan hangus pada bagian bawahnya dan akan membentuk kerak. Oleh sebab itu, dalam proses pembuatannya campuran dodol harus diaduk terus menerus untuk mendapatkan hasil yang baik. Waktu pemasakan dodol kurang lebih membutuhkan waktu 4 jam dan jika kurang dari itu, dodol yang dimasak akan kurang enak untuk dimakan. Setelah 2 jam, pada umumnya campuran dodol tersebut akan berubah warnanya menjadi cokelat pekat. Pada saat itu juga campuran dodol tersebut akan mendidih dan mengeluarkan gelembung-gelembung udara.

Bahan :
-          1 kg daging daun lidah buaya
-          700 gram tepung ketan
-          400 gram t epung beras
-          2 kg gula pasir
-          2 liter santan
-          0,1% asam askorbat (1 gram untuk 1 liter air atau 0,1 gram untuk 100 ml air)
-          Pewarna hijau secukupnya (jika perlu dan disukai)
-          Agar-agar secukupnya.
Peralatan :
-          Pisau Stainless Steel
-          Talenan
-          Blender
-          Kompor
-          Sutil kayu
-          Wajan
-          Saringan santan
-          Baskom
-          Sendok makan
-          Loyang
-          Plastik / daun pisang
-           kemasan plastik atau kertas minyak

Prosedur Percobaan :
-          Dipisahkan kulit daun lidah buaya dengan dagingnya, dibersihkan  dan dihaluskan dengan blender.
-          Dimasak santan dan gula di dalam wajan hingga mengental.
-          Dimasukkan tepung ketan dan beras ke dalam larutan gula.
-          Dimasukkan lidah buaya yang telah diblander, kemudian diaduk. Pengadukan dilakukan sampai adonan menjadi liat, berminyak dan tidak lengket di wajan (wadah).
-          Diberi agar-agar dan pewarna.
-          Diangkat adonan dodol yang telah masak, kemudian dimasukkan ke dalam Loyang  dengan ketinggian 1-2 cm. Adonan ditekan-tekan agar padat dan rata. Sebelum adonan dimasukkan, permukaan dalam loyang dialasi dengan plastik atau daun pisang.
-          Didinginkan sampai adonan mengeras.
-          Dodol yang telah mengeras dipotong-potong.
-          Potongan-potongan dodol dibungkus dengan plastik. Setelah itu, dodol siap dikemas ke dalam kemasan plastik atau kertas minyak. 

Bagan alir:




Referensi

-          Furnawanthi, I., 2007. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib.  
           Balai Pengkajian Bioteknologi, BPPT dan Agromedia Pustaka,  
             Jakarta.

-          http://www.rotikuhidup.blogspot.com., 2008. Tanaman Lidah Buaya
        (Aloe vera) Dan Khasiatnya. (5 Oktober 2010).

-          http://www.wikipedia.org., 2009. Dodol. (5 Oktober 2010).

-          http://www.iptek.net.id., 2009. Dodol Pisang. (5 Oktober 2010).


Jumat, 08 Oktober 2010

PEMBUATAN NATA DE PINA

 Oleh:

Farhan Hawari Harahap
 080305057
Kelompok: Buah
Komoditi: Nenas

PENDAHULUAN
Nanas adalah buah yang memiliki mata yang banyak  dan memiliki  warna kuning keemasaan. Nanas memiliki segudang khasiat untuk tubuh kita, baik untuk kecantikan maupun kesehatan. Pohon nanas sendiri dapat tumbuh subur di daerah beriklim tropis seperti di indonesia dengan masa panen relatif singkat, yaitu antara 2 sampai 3 kali setahun.
Tak hanya buahnya saja yang berkhasiat, tetapi bagian lain dari  nanas juga berkhasiat seperti, kulit yang berfungsi untuk membersihkan  batu marmer.  Daun  nanas berfungsi sebagai piretik (penurun panas). Lantas kita selalu berpikir tentang kandungan apa yang ada pada buah nanas ? diantaranya adalah               vitamin C yang cukup tinggi atau sekitar 12 mg dalam 78 gr nanas.
Nanas juga  mengandung phitochemical yang baik untuk kesehatan. Phitochemical adalah zat, bukan gizi yang dapat dijumpai pada tumbuhan yang memilki aktifitas biologi yang menguntungkan tubuh, yakni sebagai antioksidan. Selain itu nanas juga mengandung enzim bromelain yang dapat mengubah protein pada susu daging dan gelatin sehingga membuat bahan makanan menjadi basah. Karena sifatnya itu, nanas dapat mengempukan  daging dengan  meletakkan  potongan nanas di atasnya, namun jangan terlalu lama supaya tidak mengalami kelembekkan. Meskipun terasa asam buah nanas tidak berbahaya bagi penderita maag . kandungan phitochemicalnya dapat menurunkan PH tinggi hingga dapat mengontrol asam lambung.
Nata adalah makanan khas rakyat Filiphina yang biasanya digunakan sebagai makanan penyegar. Jenis nata yang sudah dikenal yaitu nata de coco. Nata de coco dihasilkan dari bacteri Acetobacter xylinum dengan menggunakan air kelapa sebagai medium fermentasi.
            Selain dari air kelapa nata dapat dibuat dari larutan yang mngandung gula dan sari buah-buahan. Buah nenas mempunyai kadar air tinggi, tidak terdapat senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembentuk nata, dan mengandung nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbyhan bakteri tersebut dan pellikel nata. Buah nenasa yang kandungan karbohidrat sekitar 13% yan terdiri dari beberapa gula tunggal, misalnya glukosa 1,3-2% fruktosa 0,6-2,3%, sangat baik untuk digunakan sebagai bahan pembuat nata . Nata yang dibuat dari sari buah nenas ini disebut nata de pina. Pengolahan nata de pina akan menambah daya simpan sekaligus meningkatkan nilai ekonomis nenas.

Bahan
-         Nenas
-         Gula pasir
-         Asam cuka
-         Air
-         Cairan bibit atau kultur murni nata (diperoleh dari ampas nenas)
-         Sebagai alternatif bisa ditambahkan amonium phosfat (sumber nitrogen)

Peralatan
-         Erlenmeyer
-         Timbangan
-         Baskom
-         Kain saring
-         Blender
-         Pisau
-         Talenan
-         Kompor
-         Panci
-         Pengaduk
-         Nampan
-          Timbangan
-          Stoples


Proses Pembuatan Nata De Pina
-          Buah nenas yang sudah matang dikupas dan diccuci hingga bersih kemudian dibelah dan dipotong kecil-kecil. Potongan-potongan ini dihancurkan dengan blender, selanjutnya disaring dengan kain saring. Hasil saringan didiamkan selama satu jam untuk mengendapkan padatan yang masih ada, kenudian filtrat diambil.
-          Sari buah nenas yang diperoleh lalu ditimbang gula 100 g/lt sari buah untuk memperoleh sari buah yang manis. Dapat juga ditambahkan amonium phosfat 5 g/lt sari buah. Tingkat keasaman dari sari buah diatur dengan penambahan asam cuka sampai pH 4,5.
-          Selanjutnya larutan tadi dimasak pada suhu 90oC selam 15-20 menit. Dalam keadaan panas, sari buah dimasukkan kedalam botol steril, kemudian ditutup rapat menggunakan alat penutup botol. Botol yang berisi buah nenas disterilisasikan pada suhu 1000C selam 30 menit, kemudian dinginkan.
Pembuatan starter
-          Starter dibuat dari kultur yang terbaik dan murni. Media starter yang digunakan adalah yeast ekstrak agar. Media ini dibuat dengan cara mencampurkan 100 ml sari buah nenas, yeast ekstarak agar 0,25 g, K2HPO4 0,5 g, MgSO4 0,06 g, gula pasir10 g dan agar-agar 2 g, kemudian diencerkan dengan air bersih. Untuk mempercepat pelarutan bahan tersebut perli dilakukan pemanasan.
-          Selanjutnya larutan didinginkan dan ditambahi asam cuka sampai pH 4,5 kemudian disterilisasikan dalam autoklof pada suhu 1210C selama 15 menit. Selanjutnya larutan diinokulasi dengan biak murni bakteri acetabacter xylium, dengan cara menggoreskan diatas permukaan media secara zig-zag, kemudian diinkubasi pada suhu kamar selama 48 jam sambil digoyang-goyang.
Pembuatan nata de pina
-          Sari buah nenas diinokulasi dengan bakteri starter pada suhu terbaik 300C selama 15 hari. Selam inkubasi, wadah ditutup rapat dengan plastik.
-          Setelah berlangsung selama 15 hari, sari buah nenas akan menggumpal dan membentuk lapisan tebal diatasnya. Lapisan ini dinamakan pelikel. Pelikel ini kemudian dipotong kecil-kecil, selanjutnya ditiriskan dan direndam dalam air bersih selam 2-3 hari untuk menghilangkan asamnya. Selanjutnya potongan tadi direbus selama 30 menit untuk menghilangkan sisa-sisa asam yang belum hilang dengan perendaman, lalu segera ditiriskan.
-          Untuk menghasilkan nata de pina yang manisdan memperpanjang daya simpannya, potongan pelikel dapat direndam dalam larutan gula selama 24 jam supaya gula meresap kedalamnya, kemudian dipanaskan sampai semua gulanya larut.
-          Selanjutnya potong-potangan pelikel dimasukkan botol ditambah sirup dengan perbandingan nata dan sirup 3:1. Kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210C selam 15 menit.      




Diagram Alir Proses 

Referensi 

Http://bisnisukm.com., 2010. Pembuatan Nata De Pina (4 Oktober 2010).
Http://duniatanaman.com., 2010. Pengembangan Tanaman Demi Kelangsungan
         Penghijauan
                                                                                                
Susanto, T. Dan D. Saneto, 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Bina
            Ilmu, Surabaya.
 
 

PEMBUATAN ABON JAMUR TIRAM

Oleh:

RANELDI SEFPRIMA NASUTION
060305021
Kelompok : 
Komoditi : Jamur Tiram
Pendahuluan
Tumbuhan jamur pada awalnya kurang begitu diminati masyarakat, bahkan cenderung dipandang sebagai komoditas yang tidak bernilai. Karena selain hanya tumbuh di hutan tepatnya pada pohon kayu, tumbuhan jamur ini juga dipandang tak memiliki nilai gizi maupun nilai ekonomi. Namun setelah banyaknya penelitian tentang manfaat dan nilai gizi yang terkandung dalam jamur maka perlahan jamur menjadi suatu komoditas yang bernilai ekonomis tinggi dan dicari. Salah satu jamur pangan yang berasal dari hutan adalah Jamur tiram yang menjadi salah satu hasil hutan non kayu.
            Jamur tiram selama ini hanya dikenal sebagai faktor penambah dalam sajian makanan seperti sayur. Padahal jamur tiram dapat diolah menjadi bentuk makanan yang bernilai ekonomis tinggi. Hal ini dikarenakan karena ketidaktahuan masyarakat terhadap pemanfaatan jamur tiram tersebut.
Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan akan pangan, perlu adanya usaha-usaha pemanfaatan sumber daya pangan secara optimal. Pengolahan tepat guna terhadap bahan pangan ditujukan untuk memberi nilai tambah, menghasilkan produk yang digemari oleh masyarakat serta dengan teknologi dan biaya yang dapat dijangkau oleh produsen.
            Abon yang selama ini kita ketahui adalah berasal dari hewani baik itu dari daging, ayam, ikan maupun yang lainnya. Oleh karena itu, abon tidak selamanya berasal dari produk hewani akan tetapi abon juga bisa diolah dari bahan pangan nabati seperti jamur tiram. Selain rasa yang dihasilkan oleh abon jamur tiram tidak kalah dari abon yang dihasilkan dari bahan pangan hewani seperti daging, ayam, ikan dan lain sebagainya.
            Selain pengolahan abon jamur tiram yang mudah dan memiliki biaya produksi yang tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan pengolahan abon dengan menggunakan bahan yang lainnya. Abon jamur tiram juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan dapat digunakan sebagai alternatif makanan bagi konsumen vegetarian yang hanya memakan makanan yang diolah dari bahan pangan nabati.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah jamur tiram. Bumbu – bumbu yang ditambahkan adalah bawang merah, bawang putih, cabe merah, gula merah, lengkuas, sere, daun salam, kemiri, ketumbar dan garam.


Alat

-          Oven                                                         - Termometer
-          Pisau                                                          - Timbangan
-          Lesung                                                      - Kain Saring
-          Panci Pengukusan                                     - Loyang
-          Kompor                                                     - Kuali            
-          Talenan                                                                 


Prosedur

             Diambil jamur tiram kemudian dicuci dan dibersihkan. Kemudian diambil 200 gram untuk tiap satu perlakuan. Diblansing jamur tiram tersebut sampai lunak pada suhu 800C selama 15 menit. Direndam dengan Natrium Metabisulfit (Na2S2O5) selama 15 menit. Kemudian ditiriskan dan ditumbuk sampai agak halus kemudian diperas. Lalu direndam dalam air kelapa dalam waktu yang telah ditentukan. Jamur tiram yang telah diperas dicampur dengan bumbu yang telah ditumis yang terdiri dari bawang merah (20 gr), bawang putih (30 gr), gula merah (25 gr), lengkuas (25 gr), kemiri (10 gr), daun salam (1 lembar), sere (10 gr), ketumbar (5 gr), merica (1 gr) dan garam (5 gr) Setelah itu ditiriskan dan disangrai hingga agak kering lalu dimasukkan abon ke dalam oven pada suhu 1000C – 1500C selama 2 jam sehingga abon benar – benar kering.

Bagan Alir 


 Referensi

http://www.pikiran-rakyat.com, 2010. Abon. [30 September 2010].

http://www.wikipedia.org, 2010. Jamur Tiram. [30 September 2010].