Rabu, 06 Oktober 2010

TEPUNG TAPIOKA


Oleh
 NAMA: NEHEMIA F.T. SIMANJUNTAK
NIM : 050305030
KELOMPOK: UMBI-UMBIAN
KOMODITI: UBI KAYU

PENDAHULUAN
Serealia dan umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia. Produksi serealia terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umbian cukup tinggi. Begitu pula dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan akan serealia dan umbi-umbian sebagai sumber energi pun terus meningkat. Tanaman dengan kadar karbohidrat tinggi seperti halnya serealia dan umbi-umbian pada umumnya tahan terhadap suhu tinggi. Serealia dan umbi-umbian sering dihidangkan dalam bentuk segar, rebusan atau kukusan, hal ini tergantung dari selera.
Usaha penganekaragaman pangan sangat penting artinya sebagai usaha untuk mengatasi masalah ketergantungan pada satu bahan pangan pokok saja. Misalnya dengan mengolah serealia dan umbi-umbian menjadi berbagai bentuk awetan yang mempunyai rasa khas dan tahan lama disimpan. Bentuk olahan tersebut berupa tepung, gaplek, tapai, keripik dan lainya. Hal ini sesuai dengan program pemerintah khususnya dalam mengatasi masalah kebutuhan bahan pangan, terutama non-beras. Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat (sumber energi).
            Tepung tapioka digunakan pada pembuatan kue dan beberapa makanan lainnya. Pembuatan tepung tapioka amatlah sederhana, tanpa peralatan khusus dan bahan mudah didapat, sehingga dapat menghasilkan nilai tambah dari ubi kayu.
            Bagi masyarakat pedesaan usaha ini sangatlah tepat, mengingat bahan baku yang melimpah, biaya kerja murah dan pemasarannya yang relatif mudah, dalam arti bahwa tepung tapioka memiliki konsumen yang potensial baik di dalam maupun di luar negeri.
            Disamping itu ampas tepung tapioka juga dapat digunakan sebagai makanan ternak sehingga mengurangi limbah industri  yang dapat merusak lingkungan. Tepung tapioka terbuat dari ubi kayu/singkong/ketela pohon dan tepung yang dihasilkan disebut juga dengan tepung kanji.

            Adapun proses atau tahapan pengolahannya adalah :
BAHAN :
-          Ubi kayu yang sudah tua dan baik mutunya 2 kg
-          Air bersih secukupnya
ALAT :
-          Pisau
-          Baskom
-          Talenan
-          Tampah
-          Kain atau Kertas Saring 
PROSEDUR PERCOBAAN :
-          Ubi kayu yang sudah cukup tua dikupas kulitnya dan dicuci bersih
 
-          Ubi kayu diparut dengan menggunakan perutan biasa atau sejenisnya
-          Hasil parutan dicampur dengan air bersih, diremas-remas sambil diperas
-          Sedikit demi sedikit air perasan dituangkan ke dalam saringan kain / kain tipis.
-          Tambahkan air bersih lagi dan demikian seterusnya hingga perasan kelihatan jernih.
-          Air hasil perasan dibiarkan mengendap, air kotoran yang ada di atas permukaan endapan dibuang.
-          Untuk memperoleh tepung tapioka yang berkualitas tinggi, perlu ditambahkan air bersih sambil diaduk hingga merata dan diendapkan lagi. Setelah mengendap air dibuang ini dapat dilakukan 2-3 kali.
-          Endapan tepung tapioka yang bersih, dituang / ditaruh diatas niru atau tampah dan dijemur dibawah sinar matahari hingga kering. Selama penjemuran gumapalan-gumpalan tepung dihancurkan dengan tangan dan dibolak-balik agar pengeringan cepat dan rata.
-          Pengeringan yang cepat menghasilkan tepung tapioka yang baik, sebaliknya pengeringan yang lambat menyebabkan terjadinya pembusukan.
-          Tepung yang telah kering, dimsukkan kedalam kemasan yang bersih. Kemasan dapat berupa karung plastik, goni dan sebagainya.
DIAGRAM ALIR PEMBUATAN TEPUNG TAPIOKA

Ubi kayu dicuci
â
diparut
â
Dicampur dengan air bersih, Diperas
â
Disaring dengan kain saring
â
Air perasan dibiarkan mengendap
â
Endapan dituang diatas tampah
â
Dijemur disinar matahari
â
Tepung yang kering dikemas dalam kemasan

 REFERENSI


Ibrahim. M, Sianturi.J, Silitonga.G. 1999. Ketrampilan Agroindustri 2. Penerbit MITRA.
         Medan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar